Oktober 28, 2025
IMG-20250723-WA0026

Oleh: Asrul Madra

Sofifi,Molokunews.com-sebagai ibu kota Provinsi Maluku Utara, memiliki hubungan yang sangat erat dengan Tidore Kepulauan, terutama dalam konteks sejarah dan kesultanan. Sejarah keduanya tidak dapat dipisahkan, mengingat pengaruh yang signifikan antara Sofifi dan kesultanan Tidore yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dalam kajian ini, akan dibahas tentang bagaimana sejarah kesultanan Tidore membentuk identitas dan perkembangan Sofifi, serta dampaknya terhadap masyarakat dan budaya di wilayah ini.

 

Kesultanan Tidore didirikan pada abad ke-15 dan merupakan salah satu dari dua kesultanan utama yang ada di Maluku Utara, bersama dengan Kesultanan Ternate. Dalam periode kejayaannya, Tidore menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, dan hubungan perdagangan dengan berbagai bangsa, seperti Portugis, Belanda, dan Spanyol, menjadikan kesultanan ini sangat strategis. Sofifi, yang terletak di bagian selatan Pulau Tidore, berfungsi sebagai wilayah administrasi dan pusat pemerintahan yang penting bagi Kesultanan Tidore.

 

Salah satu alasan utama mengapa Sofifi tidak dapat dipisahkan dari Tidore adalah peranannya sebagai simbol kekuasaan dan identitas kesultanan. Masyarakat Sofifi, yang sebagian besar merupakan keturunan Sultan Tidore, memiliki ikatan yang kuat dengan tradisi dan nilai-nilai yang dianut oleh kesultanan. Dalam hal ini, Sofifi bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi cermin dari sejarah dan perjuangan Tidore dalam mempertahankan otonomi dan pengaruhnya di kawasan timur Indonesia.

 

Dalam konteks sosial dan budaya, hubungan antara Sofifi dan Tidore juga terlihat dari praktik-praktik adat dan ritual yang berkembang di masyarakat. Tradisi-tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi mencerminkan bagaimana kesultanan Tidore memberikan warna dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sofifi. Misalnya, upacara-upacara adat yang melibatkan peran pemimpin adat yang berhubungan langsung dengan garis keturunan sultan menunjukkan kekuatan simbolis dari konflik antara tradisi lama dan pengaruh modernisasi.

 

Di samping itu, perkembangan ekonomi dan infrastruktur di Sofifi sangat dipengaruhi oleh statusnya sebagai pusat administrasi. Pemerintah Kesultanan Tidore telah berusaha untuk memperkuat posisi Sofifi sebagai daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain, baik dalam bidang perdagangan maupun pariwisata. Hal ini terlihat dari proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan daya tarik Sofifi sebagai destinasi wisata, yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah yang panjang dengan Tidore.

 

Namun, tantangan juga muncul seiring dengan perubahan zaman. Globalisasi dan pengaruh budaya luar telah mempengaruhi pola hidup masyarakat Sofifi. Biarpun demikian, kesultanan Tidore yang diwarisi masih dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk mempertahankan identitas lokal. Upaya komunitas untuk memelihara budaya dan tradisi lokal menjadi penting dalam menghadapi arus modernisasi yang semakin kuat.

 

Kesimpulannya, hubungan antara Sofifi dan Tidore Kepulauan sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Sejarah kesultanan Tidore memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan Sofifi, baik dari sisi sosial, budaya, maupun ekonomi. Identitas masyarakat Sofifi yang kaya akan tradisi dan sejarah menunjukkan bagaimana kesultanan ini masih relevan hingga saat ini. Dalam konteks ini, memahami sejarah Sofifi dan Tidore adalah langkah penting untuk menjaga keberlanjutan budaya dan warisan yang telah ada selama berabad-abad, serta memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tetap hidup di tengah perubahan zaman.

Tim.red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *