OLEH: Arik Rajk, Camerad Samurai Malut
Molokunews.com – Mengamati kondisi yang terjadi di wilayah weda tengah, kita sekarang dapat melihat dampak dari pertambangan yang telah merusak ekosistem dan akan menyebabkan kekurangan dalam sumber daya manusia dalam sepuluh tahun ke depan.
Pertambangan menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah, namun juga membawa kesulitan bagi masyarakat dalam hal lingkungan, kesehatan, dan bahkan berujung pada kematian. Keberadaan usaha pertambangan yang lancar menjadi keuntungan bagi pemerintah, tetapi masyarakat Indonesia telah menjadi bagian penting dalam menjalankan usaha tersebut.
Masyarakat seharusnya menyadari bahwa sumber daya alam sangat dibutuhkan oleh para petani yang beraktivitas dengan cara yang semestinya. Sekarang, masyarakat Lukulamo berjuang untuk melestarikan lingkungan mereka, dan hampir semua dari mereka ingin menyelesaikan permasalahan ini melalui jalur hukum. Namun, tanggung jawab pemerintah daerah adalah untuk mengelola kepemimpinan mereka dan memperhatikan kebutuhan masyarakat berdasarkan aspirasi yang disampaikan oleh warga setempat.
Namun, dalam mengejar kepentingan, semua ini menciptakan kerusakan. Saat ini, Indonesia terpengaruh oleh penambangan yang gelap, dan tanpa disadari, rakyat terjebak dalam pengaruh politik, ekonomi, dan ideologi. Ketika keputusan ini diambil, rakyat jelas terjerumus menjadi bagian dari mesin yang mendukung usaha tersebut.
Halmahera kini menjadi pusat perhatian dengan dampak dari pertambangan. Rakyat Maba Sangaji yang ditangkap seolah-olah mereka adalah pemberontak dalam tindakan yang sangat brutal, hanya karena berjuang untuk melindungi kampung halaman mereka. Nasib sebelas warga Maba Sangaji yang tertangkap menciptakan kekhawatiran bagi anak dan istri mereka, serta keluarga yang menunggu. Sungguh, keadaan ini sangat kejam bagi negara saat ini.
