Maluku Utara,Molokunews.com – Semangat juang dan dedikasi dalam membela negara tak pernah padam di kalangan generasi muda Maluku Utara. Hal ini tercermin dari antusiasme dan komitmen tinggi para Calon Siswa (CASIS) dari wilayah ini yang mengikuti proses seleksi dengan tekad kuat dan semangat yang menggelora.
Inspirasi besar mereka datang dari tokoh-tokoh besar Maluku Utara yang telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa, seperti Sultan Babullah dan Sultan Nuku, serta tokoh militer kontemporer Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Saleh Mustafa. Ketiga tokoh ini bukan sekadar simbol sejarah, melainkan menjadi roh semangat yang tertanam dalam sanubari para CASIS Maluku Utara hari ini.
Sultan Babullah dikenal sebagai pahlawan yang mengusir Portugis dari Ternate, sementara Sultan Nuku memimpin perjuangan melawan kolonialisme Belanda di Tidore dan sekitarnya. Jejak kepahlawanan mereka menjadi pengingat bahwa tanah Maluku Utara telah melahirkan pejuang-pejuang tangguh sejak dahulu kala.
Melanjutkan estafet perjuangan di era modern, Jenderal Saleh Mustafa hadir sebagai simbol semangat dan dedikasi dalam bela negara. Sebagai tokoh militer asal Maluku Utara yang menempuh karier gemilang di tubuh TNI, beliau menjadi panutan bagi para CASIS. Nilai-nilai perjuangan, loyalitas, dan integritas yang ditunjukkan Jenderal Saleh Mustafa kini menjadi teladan nyata bagi generasi muda yang tengah mempersiapkan diri menjadi abdi negara.
“Semangat para pahlawan seperti Babullah, Nuku, dan Jenderal Saleh Mustafa sangat kami rasakan. Kami bertekad mengikuti jejak mereka dalam membela bangsa dan negara,” ujar salah satu CASIS yang mengikuti seleksi di Maluku Utara.
Dengan semangat yang terus berkobar, para CASIS Maluku Utara tidak hanya menunjukkan kesiapan fisik dan mental dalam mengikuti seleksi, tetapi juga membuktikan bahwa mereka membawa semangat kebangsaan yang murni dan terpatri dalam hati.
Semangat ini diharapkan mampu menjadi teladan bagi generasi muda lainnya di seluruh Indonesia, bahwa cinta tanah air dan komitmen terhadap bela negara harus terus dipupuk dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Redaksi: Mito
Editor: Limpo
