Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi dampak dari gempa bumi besar yang terjadi di wilayah perairan Rusia, yang dinilai berpotensi memicu tsunami dan dapat berdampak pada sejumlah wilayah di Asia Tenggara dan Eropa Timur. Meski hingga kini belum ada konfirmasi resmi terkait adanya tsunami besar, BMKG tetap mengimbau masyarakat di kawasan Indonesia Timur, khususnya Maluku Utara dan Sulawesi Utara, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Gempa bumi yang dimaksud dilaporkan terjadi di wilayah pesisir timur Rusia yang berbatasan langsung dengan Laut Pasifik. Dengan kekuatan yang belum dapat dipastikan secara pasti oleh lembaga internasional, gempa tersebut dinilai cukup besar untuk menimbulkan gelombang laut tinggi, tergantung pada lokasi episentrum dan kedalamannya.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, menyampaikan bahwa meski belum ada laporan dampak langsung ke wilayah Indonesia, pihaknya terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas seismik di Samudera Pasifik bagian utara.
> “Kami telah menerima sinyal aktivitas seismik dari wilayah Rusia bagian timur dan tengah mengkaji potensi dampaknya terhadap wilayah Indonesia Timur. Saat ini belum ada tsunami yang terdeteksi, namun mengingat sejarah kawasan ini yang rawan gempa dan tsunami, kami mengimbau warga, terutama di kawasan pesisir Maluku Utara dan Sulawesi Utara, agar tetap waspada,” kata Dr. Daryono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/7/2025).
Belum Ada Konfirmasi Tsunami Global
Sejauh ini, belum ada informasi resmi dari badan-badan seismologi dunia seperti United States Geological Survey (USGS) atau Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) yang menyebutkan adanya tsunami besar yang melanda Asia Tenggara atau Eropa Timur tahun ini. Namun BMKG mengingatkan bahwa fenomena serupa pernah terjadi di masa lalu dan dampaknya bisa meluas ke lintas benua, tergantung pada kekuatan dan lokasi gempa.
Perlu diketahui, wilayah Rusia, terutama bagian Timur seperti Kamchatka dan Kuril, termasuk dalam Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yang merupakan zona paling aktif secara seismik di dunia. Wilayah ini kerap dilanda gempa bumi dan menjadi salah satu sumber tsunami lintas kawasan.
Mengacu pada Tragedi Tsunami Aceh 2004
Peringatan ini mengingatkan kembali pada tragedi tsunami Aceh tahun 2004, yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 9,3 Skala Richter (SR) di Samudra Hindia. Gelombang tsunami besar saat itu melanda berbagai negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, Sri Lanka, dan bahkan menyentuh pantai timur Afrika. Sekitar 230 ribu jiwa tewas dalam tragedi tersebut.
Meskipun karakteristik geografis gempa Rusia kali ini berbeda dengan gempa Aceh 2004, potensi ancaman tsunami lintas kawasan tetap menjadi perhatian utama, terutama bagi negara-negara yang terletak di sepanjang jalur subduksi lempeng Pasifik dan Indo-Australia.
Eropa Timur Juga Berpotensi Terdampak
Selain wilayah Asia Tenggara, beberapa negara Eropa Timur yang secara geografis berdekatan dengan benua Asia juga disebut memiliki potensi dampak, meskipun sangat bergantung pada kekuatan dan arah gelombang tsunami. Negara-negara seperti Rusia, Georgia, dan Azerbaijan masuk dalam radar pengawasan karena memiliki wilayah yang berbatasan dengan perairan atau zona tektonik aktif.
Imbauan untuk Tetap Tenang namun Siaga
BMKG menegaskan bahwa saat ini belum ada tanda-tanda gelombang tsunami yang masuk ke perairan Indonesia. Namun masyarakat di pesisir timur Indonesia diimbau untuk:
1. Tidak mudah terpancing informasi hoaks atau belum terverifikasi.
2. Mengikuti informasi resmi dari BMKG dan otoritas kebencanaan daerah.
3. Menghindari wilayah pesisir jika ada peringatan dini tsunami.
4. Siapkan rencana evakuasi dan perlengkapan darurat di rumah masing-masing.
Pemerintah daerah di Maluku Utara, Sulawesi Utara, Papua, dan wilayah Indonesia Timur lainnya juga diminta untuk siaga dan berkoordinasi dengan BPBD setempat guna memastikan keselamatan warganya jika situasi memburuk.
Hingga berita ini diturunkan, situasi masih dalam pemantauan intensif BMKG dan otoritas internasional. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta terus memantau perkembangan informasi dari sumber-sumber resmi.
—
Reporter: Mito
Editor: Win
